Ramadhan Sudah Dekat – Alhamdulillaah

pilgrims-circumambulating-around-the-kaba-at-nightTidak terasa, hari ini kita telah memasuki tanggal 28 Rajab tahun 1436 hijriyah. Bulan Rajab. Salah satu bulan harom. Dan well, itu artinya sudah dekat bulan Ramadhan yak!

Jadi rindu.

Dan rasanya, dua ramadhan yang lalu adalah di antara ramadhan terindah yang pernah saya lewati.

Ramadhan 2 tahun lalu misalnya,

Ketika itu, saya sedang menjalani program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pinogu, Bone-Bolango, Gorontalo. Sebuah lokasi KKN yang saya pilih ketika itu semata-mata karena ingin mendapatkan pengalaman menakjubkan di tanah antah berantah.

Ramadhan kala itu sangat mengesankan. Karena harus beradaptasi dengan lingkungan yang serba berbeda dengan yang saya dapati di rumah ibu di Batam, atau setidaknya di rumah saya yang kala itu masih di Dusun Karang Asem tercinta.

Di tanah antah berantah. Tak ada listrik (yang memadai), sinyal telpon seluler, internet yang sangat sulit, dan berbagai macam kenikmatan dan kemudahan yang bisa didapatkan di Jogja. Tapi dengan keterasingan itu, saya jadi rindu. Ketika berangkat menuju masjid hanya ditemani oleh lampu senter yang kadang-kadang sangat redup. Atau saya yang ketika itu –sialnya- tidak membawa senter dan hanya memiliki sebuah telpon genggam nan sederhana untuk beralih fungsi sebagai senter, makanan seadanya, dan udara yang sangat sejuk (di malam hari).

tumblr_md0uz6NyWy1qapk2qo1_500Ketika itu, saya sangat merindukan keluarga, Mama, Abah, Nona Zahrah, Mbak Aisyah, Mimi, dan lain-lain. Juga majelis ilmu. Saya rindu wajah Ustadz Aris dan Ustadz Afifi. Hehe.

Sedang Ramadhan tahun lalu,

Jauh lebih menyenangkan. Meski ketika itu, agaknya keuangan saya tengah mepet-mepetnya. Jika tidak salah, sebelum ramadhan saya hanya punya uang sekitar 200ribu. Sementara itu harus dipakai untuk bertahan hidup dan dipakai hingga pulang ke rumah Ibu di Batam, sekitar tanggal 20 ramadhan. Oh no.

Pagi-pagi, dibangunkan sahur oleh Mas Edwin atau Mas Asep. Kemudian sholat di Masjid Al-Mukarromah sebelah kos. Kemudian istirahat sebentar untuk kemudian berangkat pagi-pagi ke Pogung Rejo, Masjid Al-‘Ashri. Ada majelis bersama Ustadz Aris Munandar di sana, dengan pembahasan kitab Al-Mulakhos Al-Fiqhiy karya Syaikh Sholih Al Fauzan hafidzhohulloh. Dan sorenya, kembali ada majelis bersama beliau dengan Pembahasan sejumlah kitab yang diselenggarakan selama 20 hari pertama di bulan Ramadhan yakni ; Al-Khulafa Ar-Rasyidun, Fadhlul Kalimatil Arba, Huququ Min Kibaris sinni Fil Islam, Shifat Az Zaujah Shalihah, dan Kaifa Takunu Miftahan Lil Khoir.

65101815Malamnya, tarawih di Masjid Pogung Raya atau Masjid Pogung Dalangan. Atau sesekali di Masjid Nurul Ashri Deresan. Tentang Masjid Nurul Ashri, karpetnya itu lhooo. MaasyaAlloh, bikin betah nemplokin kepala lama-lama di atas lantai. Hehehe.

Hingga kemudian di hari ke 20 Ramadhan, saya pulang menggunakan kereta Gaya Baru Malam, menuju Kota Jakarta. Naik kereta selagi single itu syahdu sekali. Sekaligus sendu kadang-kadang. Hee.

Naik kereta Gaya Baru Malam sekitar jam 16:00. Dan sampai di Stasiun Pasar Senen sekitar pukul 01:30. Stay di sana agak lama. Ya sampai sekitar jam 03:00, ditemani mushaf cokelat pemberian Mbak Aisyah Ummu Maryam, Mi ABC Cup, Air Mineral botol 650ml, sama bapak-bapak yang tidur di lantai stasiun. Kala itu Stasiun Pasar Senen belum selesai pembangunannya. Bulan agustus sudah menjadi “wah” soalnya.

Jam 03:00 saya berangkat ke Gambir pakai Ojeg. Kena 15ribu doing, turun dan duduk di Indomaret 10 menit. Lalu beli mizone di Alfamart, dan jalan kaki ke DAMRI yang lagi antri ke Bandara.

Daaan, jam 04:00 sudah tiba di Bandara Soekarno-Hatta. Sempat keringat dingin karena nahan ngantuk selama di bandara, lapar (karena puasa, malas ambil rukhshoh), dan akhirnya, pesawat Lion Air Tercinta jurusan CGK-BTH yang ditunggu-tunggu pun tiba. Dalam 80 menit, saya telah berpinda posisi di Bandara Hang Nadim, dan dijemput oleh Nona Zahrah tercinta.

————————

Simple. Dan nganegin. Begitu Ramadhan tahun lalu dan dua tahun lalu.

Bagaimana Ramadhan tahun ini ? Tentu rasanya akan sangat berbeda. Mengingat 2 ramadhan yang telah berlalu, status saya adalah pemain tunggal putra, dan sekarang saya sudah menjadi pemain berganda campuran.

Gimana ya rasanya menjadi pemain ganda campuran ntar pas naik kereta dan pas naik pesawat ? Pasti beda. Oke, ga sabar. hehe

————————-

# Sengaja hanya menampikan yang tampak-tampak saja di Ramadhan 2 tahun lalu. hehe

# dan sejak kapan gaya bahasamu begini mas Alfa ?

 

Ditulis ketika sedang menunggu penyiaran Kajian Rutin Muslimah (KARUMAH)

Studi Radio Muslim – Yogyakarta

28071436 / 17052015 – 15:57

Ahmad Muhaimin Alfarisy

One thought on “Ramadhan Sudah Dekat – Alhamdulillaah

Leave a comment