Siapa Ingin Ke Mars ??

The-Martian-4Tidak. Saya bercanda. Saya tidak benar-benar mengajak anda mengunjungi Planet Mars. Bagaimana mungkin saya memiliki hasrat untuk mengajak anda “jalan-jalan” ke sana, sedang Planet merah tersebut tidak memiliki daya topang untuk makhluk hidup secara normal.

Sebenarnya ini bukanlah bidang saya. Hanya saja, saya tertarik menulis sebuah ulasan mengenai antariksa, tentang apa yang saya pikirkan mengenai dunia di luar sana. Boleh jadi juga disebabkan karena belakangan ini saya banyak membaca artikel mengenai dunia di luar sana. Terutama, sejak wahana New Horizon berhasil mendapatkan foto dari satu-satunya dwarf planet ( Planet Kerdil) yang terkenal, yakni Pluto. Ini fotonya. Klik open new tab kalau mau lihat dengan resolusi yang lebih besar.

PIA19873-Pluto-NewHorizons-FlyingPastImage-20150714

Program New Horizon sendiri sudah diluncurkan sejak 19 January 2006, dan akhirnya pada 14 Juli 2015 didapatlah foto detail Pluto sebagaimana gambar di atas.

***

Salah satu hal yang menarik jika anda bergabung dengan grup facebook Astronomi Indonesia adalah, agaknya ada banyak orang yang beranggapan bahwa di luar sana, ada jutaan planet yang serupa dengan bumi. Sehingga sangat memungkinkan adanya kehidupan “manusia” di luar sana yang tidak kita ketahui, meski boleh jadi bukan manusia seperti halnya kita.

Ilmuwan tenar seperti Stephen Hawking sampai berani mengklaim, bahwa posibiltas kehidupan di luar sana sangat tidak terbatas. Dan saking tidak terbatasnya, maka ada satu dunia di sana di mana saya dan anda, menikah. Ini serius. Kenapa begitu ?

Kira-kira begini penjelasannya

Planet Bumi berada pada sistem Tata Surya dengan pusatnya yakni Matahari. Sedang matahari yang kita kenal hanyalah 1 diantara lebih dari 400 milyar bintang yang ada di Galaxy Bima Sakti (Milky Way). Masing-masing bintang yang ada di Galaxy kita (yang berjumlah lebih dari 400 milyar itu), memiliki planet yang mengitarinya. Maka tentu sangat memungkinkan ada banyak planet yang serupa dengan apa yang terjadi antara Bumi dan Matahari. Dengan kondisi jarak dengan bintang induk yang ideal, sehingga menjadikan terciptanya suhu ideal, dan memungkinkan memiliki atmosfer yang ideal, lalu menunjang kehidupan.

Masak iya sih dari 400 milyaer bintang ini, engga ada planet yang serupa dengan bumi ? Ohya, tidak cuma planet, satelit alami semacam bulan boleh jadi juga memiliki potensi kehidupan.

Kira-kira begitu dalam pikiran para astronom. Anggaplah masing-masing dari 400 milyar bintang itu, punya jumlah planet seperti matahari yakni 8, ditambah satelit yang jumlahnya ratusan, dan dwarf planet yang jumlahnya belum diketahui pasti, masak iya engga ada yang serupa dengan bumi ? Masak iya bumi itu se-spesial ini ?

Dan, ini dia gambar Galaxy Bima Sakti hasil dari ilustrator. Bukan gambar asli tentunya WDF_1790261Sedang beginilah Milky Way kalau dilihat dari bumi, dengan langit cerah tak berawan, dan tanpa polusi cahaya lampu kota, pantulan dari bulan ataupun cahaya matahari

130930-Jockey-and-Milkyway-w

Namun ya akhi.. ternyata galaxy kita tidak sendirian di alam semesta. Ada ratusan milyar atau bahkan lebih galaxy yang ada di alam semesta ini. Sebagai bukti, suatu ketika teleskop Hubble (sebuah teleskop raksasa) yang “diletakkan” di luar angkasa, memfokuskan tembakan lensanya ke sebuah titik kecil secara acak. Jika dilihat secara kasat mata, maka titik fokus berbentuk segi empat tersebut hanyalah titik kosong nan gelap. Namun setelah 500 jam pengambilan gambar di tempat yang sama, ternyata beginilah hasilnya.

Astronomers using the Hubble Space Telescope have captured the most comprehensive picture ever assembled of the evolving Universe — and one of the most colourful. The study is called the Ultraviolet Coverage of the Hubble Ultra Deep Field (UVUDF) project.Masing-masing titik cahaya itu adalah galaxy sebagimana halnya dengan Bima Sakti. Dan kesemuanya sangat memungkinkan memiliki planet yang habitable sebagaimana halnya bumi. Dan, konsekuensinya adalah sangat mungkin ada kehidupan di sana. Sebentar, seberapa kecil tadi area pemindaian ?

26145113r1E7nMHW

Sekecil itu ya akhi… Gambar yang bersama-sama dengan bulan, lalu lihat petak kecil di kiri bawah bulan. Itu baru petak kecil itu. Belum semua sisi langit. Maasya Alloh. Menakjubkan bukan. Maka tidak heran, jika kemudian banyak orang yang berangan-angan untuk melakukan perjalanan antar galaxy untuk menemukan planet lain yang habitable. Terutama, jika nantinya bumi sudah tidak layak tinggal lagi.

Perlu diketahui, bahwa suatu ketika (sekitar 7,5 milyar tahun lagi), Matahari akan melumat bumi karena di masa itu Matahari mengalami pembengkakan di penghujung usianya yang telah senja. Maka, ilmuwan berpikir, pada masa itu manusia harus pindah dan meninggalkan bumi. Atau bahkan lebih cepat jika melihat fenomena perubahan iklim belakangan ini sebagaimana yang divisualisasikan di film Interstellar.

Dan, berdasarkan perkembangan studi terbaru, telah ditemukan sejumlah planet kembaran bumi yang kondisinya sangat stabil sehingga sangat memungkinkan di dalamnya terdapat kehidupan. Sebut saja misalnya Planet Kepler-186f. Kepler186f

Planet ini berjarak kurang lebih 500 tahun cahaya dari bumi. 500 tahun cahaya maksudnya adalah jarak yang ditempuh oleh cahaya setelah ditembakkan selama 500 tahun. Artinya, jika ada sebuah teleskop dengan pendekatan paling kuat dari planet Kepler 186f sedang memantau bumi kita saat ini, maka yang tampak dari sana adalah peradaban bumi abad pertengahan. Karena 500 tahun lalu, itulah yang sedang tampak terjadi di bumi. Gitu maksudnya.

Sedang kecepatan cahaya adalah 3 x 10^8 meter dalam 1 detik. Atau kira-kira 300.000 KM per detik. Nah, kalau selama 500 tahun, berarti kira-kira 473 x 10^12 kilometer. Jauh bukan ? Jauh ! Kalau dalam film Instertellar, maka ada sebuah wahana bernama wormhole, atau lubang cacing. Hanya saja, dunia tidak sebagaimana halnya film.

Tapi …

Sebagai muslim dan menggemari astronomi, saya tidak sebegitunya. Tidak se-terobsesinya mereka sehingga berharap suatu ketika bisa melakukan perjalanan antar bintang. Antar galaxy. Atau bahkan berharap bisa berjumpa dengan makhluk lain dari planet lain.

Hidup di dunia rasanya terlalu singkat sehingga tidak cukup waktu rasanya untuk membiarkan diri kita berangan-angan terlalu jauh untuk menyentuh kehidupan di luar sana. Sebagai contoh, planet kepler 186f di atas, butuh waktu 500 tahun perjalanan dengan kecepatan cahaya baru bisa sampai di sana. Itu pun baru perkiraan bukan. Mau pakai apa ke sana ? Sedang wahana new horizon saja baru bisa mencapai orbit Pluto setelah perjalanan selama 9 tahun.

Atau jika ingin menggunakan pengandaian yang lebih sederhana, lihatlah Bulan yang tampak dekat dari Bumi. Jika kita mengendarai sebuah sepeda motor dengan kecepatan konstan 130km/jam (dengan mengabaikan hambatan, dan daya topang tubuh terhadap ruang antara bumi dan bulan) maka Insya Alloh dalam waktu 4 bulan akan mendarat di bulan. Jauh bukan ? Jauh.

Jadi…

Saya berkesimpulan bahwa, salah satu perkara yang sia-sia adalah terlalu berdalam-dalam ketika mempelajari astronomi. Sedang kiamat tampaknya lebih dekat (jika melihat begitu banyak tandanya di masa ini) ketimbang waktu yang manusia butuhkan untuk menjelajahi alam semesta.

Namun saya tetaplah selayaknya anak kecil yang terpukau ketika melihat kelap-kelip cahaya bintang yang indah di langit malam. Sebagaimana di antara hakikat penciptaan bintang, yakni sebagai perhiasan langit. Alloh Ta’ala berfirman

Sesungguhnya kami Telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang… (Al Mulk:5)

Selebihnya, hanya saya gunakan sebagai petunjuk arah selatan di tengah malam, sebagaimana hikmah penciptaan bintang lainnya

Dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan) dan dengan bintang-bintang Itulah mereka mendapat petunjuk (An Nahl 16).

Arah selatan ? Ya benar. Jika di tengah malam yang cerah, kita bisa menandai arah selatan dengan melihat rasi bintang acrux (Salib). Kalau pakai stellarium, kira-kira begini
Rasi-Gubuk-Penceng

***

Apakah ada kehidupan di luar sana ? Entah,  Saya tidak peduli. Saya memilih untuk bersikap tawaqquf dalam hal ini. Hanya saja, saya berdoa kepada Alloh yang menciptakan seisi alam semesta agar memasukkan saya ke dalam Surga-Nya. Dan ketika itu, boleh jadi saya akan meminta agar diberi kemampuan untuk menjelajah alam semesta. Jika masih ada.

Tapi agaknya di surga, manusia akan melupakan keinginan-keinginan duniawi semacam ini ya ? Ah. Tidak tahu. Ilmu ini sedikit. Baiknya tidak banyak berbicara.

***

Beribadahlah yang baik. Insya Alloh nanti kita akan diberi tempat tinggal yang indah.

Yogyakarta, 21 April 2016

di sebuah ruangan ber AC dengan suhu 30 C

Ahmad Muhaimin Alfarisy

4 thoughts on “Siapa Ingin Ke Mars ??

  1. ana tertarik dgn statement ini :

    “salah satu perkara yang sia-sia adalah terlalu berdalam-dalam ketika mempelajari astronomi. Sedang kiamat tampaknya lebih dekat (jika melihat begitu banyak tandanya di masa ini) ketimbang waktu yang manusia butuhkan untuk menjelajahi alam semesta”

    jadi keinget jaman SMA, dulu seneng banget fisika astronomi, haha..

    • hehe. ana waktu SD suka astronomi. eh skrang balik lagi menggemari. tapi pakai batasan. sekedar penikmat saja.

Leave a comment